YUNUS 4 : 1-11
Pengantar kitab Yunus
Niniwe kata Ibrani nineweh (Yunani Nineue) menerjemahkan kata Asyur Ninue (babel kuno Ninuwa), salinan nama Nina dalam bhs sumer awal, nama dewi Isyatar yang di tulis dengan tanda berupa lukisan seekor ikan dalam kandungan. Menurut Kej 10:11 Ninewe dan kota-kota lain di utara didirikan oleh Nimrod (=mula-mula orang yang berkuasa di bumi,seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan Tuhan), sesudah meninggalkan Babel. Niniwe dilambangkan sebagai suatu kota yang besar, yang mengagumkan dari segi luas dan kemegahannya tetapi tidak diimbangi dengan akhlak dan moral penduduk,dimana penduduknya tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Tentara Niniwe terkenal sadis sebab laki-laki di siksa diatas tiang yang runcing ujungnya, dikuliti hidup-hidup atau di cungkil matanya atau di potong lengan dan hidungnya sedang perempuan dan anak-anak di jual dan dijadikan budak. Kota-kota yang direbut dimusnahkan menjadi debu. Yunus takut pergi ke Niniwe sebab saat itu Ninewe terkenal dengan julukan “kota darah” dan rajanya disebut “Raja Jarib” atau suka membunuh.Orang-orang Ninewe tidak mengenal belas kasihan.
Tarsis negeri yang kaya akan logam seperti perak (Yer 10:9),besi,timah putih,timah hitam (Yeh 27:12) yang di ekspor ke tempat-tempat seperti Yafo dan Tirus. Tarsis negeri yang kaya mineral.di daerah ini Yunus berniat melarikan diri dari panggilan Tuhan.
Kajian Menurut Naskah
Pandangan Yunus tentang Niniwe, mewakili kalangan tertentu yang begitu kuat di Israel terhadap bangsa-bangsa lain. Khususnya pandangan tentang siapakah yang layak menerima pengampunan dan siapa yang tidak.Diantara mereka yang kental pemahaman bahwa Israel harus menjadi terang dan berkat bagi bangsa-bangsa, menjadi pembawa berita tentang Yahwe atau Allah yeng membebaskan dengan kuasaNya yang besar kepada Israel. Itu juga yang akan diperbuatNya bagi bangsa-bangsa yang mengandalkanNya,sebagaimana YUnus yang dipanggil untuk menyampaikan berita kehancuran bagi Ninewe. Namun konsep misi Israel ini menjadi sempit tatkala Israel mendengar bahwa bangsa-bangsa lain yang menerima kabar itu bersedia hidup dalam pertobatan. Kalangan ini seakan-akan tidak dapat menerima bilamana bangsa-bangsa lain itu bertobat dan menerima belas kasihan dan pengampunan Allah. Itu nampak dari respon Yunus ketika mengetahui bahwa Tuhan membatalkan hukuman kepada Niniwe (psl 4:2).Yunus tidak dapat menerimanya, yang layak bertobat dan hidup baru hanyalah Israel,sedangkan yang lain tidak.
Layakkah engkau marah ? itu pertanyaan Tuhan bagi Yunus. Apa yang dibuat Tuhan terhadap Yunus melalui tumbuhnya pohon jarak yang melindungi ia dari terik matahari dan hanya beberapa jam kemudian menjadi layu, dimaksudkan sebagai koreksi terhadap pemahaman misi yang sempit. Koreksi ini juga bertujuan untuk mengigatkan hubungan antar sesama suku dan kaun di Israel.
Keselamatan yang ditawarkan Tuhan secara universal, yang berlaku bagi segala bangsa, suku dan siapapun yang mau bertobat dan berbalik kepada Allah.
Pesan Firman
bahwa kasih sayang dan pengampunan Allah tidak dapat dibatasi oleh manusuia. Manusia seringkali terbatas dalam melihat dirinya dan orang lain tetapi Allah sesungguhnya tidak terbatas. Ia melampaui pemahaman-pemahaman dan pandangan2 yang ada pada kita, yang mungkin dipengaruhi oleh komunitas dimana kita hidup.
seorang utusan Tuhan, pelayan Tuhan atau anak-anak Tuhan yang berkarya dan melakukan tugas panggilannya senantiasa menyadari bahwa tidak mempunyai hak untuk mengatur Tuhan yang memanggilnya.semua kita harus taat pada panggilan/pengutusan Tuhan bagi kita,kita tidak boleh menetapkan hasilnya, sebab hasilnya ada di tangan Tuhan.
perbedaan apapun baik suku,ras,status social dll tidak boleh membatasi usaha untuk menyampaikan kabar sukacita.
Manusia sering kecewa/marah karena apa yang boleh dialaminya, karena apa yang Tuhan buat, yang dalam pandangan kita menyakitkan,mengecewakan, tidak sesuai harapan, tapi kata Tuhan “Layakkah engkau marah?”
Pengantar kitab Yunus
Niniwe kata Ibrani nineweh (Yunani Nineue) menerjemahkan kata Asyur Ninue (babel kuno Ninuwa), salinan nama Nina dalam bhs sumer awal, nama dewi Isyatar yang di tulis dengan tanda berupa lukisan seekor ikan dalam kandungan. Menurut Kej 10:11 Ninewe dan kota-kota lain di utara didirikan oleh Nimrod (=mula-mula orang yang berkuasa di bumi,seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan Tuhan), sesudah meninggalkan Babel. Niniwe dilambangkan sebagai suatu kota yang besar, yang mengagumkan dari segi luas dan kemegahannya tetapi tidak diimbangi dengan akhlak dan moral penduduk,dimana penduduknya tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Tentara Niniwe terkenal sadis sebab laki-laki di siksa diatas tiang yang runcing ujungnya, dikuliti hidup-hidup atau di cungkil matanya atau di potong lengan dan hidungnya sedang perempuan dan anak-anak di jual dan dijadikan budak. Kota-kota yang direbut dimusnahkan menjadi debu. Yunus takut pergi ke Niniwe sebab saat itu Ninewe terkenal dengan julukan “kota darah” dan rajanya disebut “Raja Jarib” atau suka membunuh.Orang-orang Ninewe tidak mengenal belas kasihan.
Tarsis negeri yang kaya akan logam seperti perak (Yer 10:9),besi,timah putih,timah hitam (Yeh 27:12) yang di ekspor ke tempat-tempat seperti Yafo dan Tirus. Tarsis negeri yang kaya mineral.di daerah ini Yunus berniat melarikan diri dari panggilan Tuhan.
Kajian Menurut Naskah
Pandangan Yunus tentang Niniwe, mewakili kalangan tertentu yang begitu kuat di Israel terhadap bangsa-bangsa lain. Khususnya pandangan tentang siapakah yang layak menerima pengampunan dan siapa yang tidak.Diantara mereka yang kental pemahaman bahwa Israel harus menjadi terang dan berkat bagi bangsa-bangsa, menjadi pembawa berita tentang Yahwe atau Allah yeng membebaskan dengan kuasaNya yang besar kepada Israel. Itu juga yang akan diperbuatNya bagi bangsa-bangsa yang mengandalkanNya,sebagaimana YUnus yang dipanggil untuk menyampaikan berita kehancuran bagi Ninewe. Namun konsep misi Israel ini menjadi sempit tatkala Israel mendengar bahwa bangsa-bangsa lain yang menerima kabar itu bersedia hidup dalam pertobatan. Kalangan ini seakan-akan tidak dapat menerima bilamana bangsa-bangsa lain itu bertobat dan menerima belas kasihan dan pengampunan Allah. Itu nampak dari respon Yunus ketika mengetahui bahwa Tuhan membatalkan hukuman kepada Niniwe (psl 4:2).Yunus tidak dapat menerimanya, yang layak bertobat dan hidup baru hanyalah Israel,sedangkan yang lain tidak.
Layakkah engkau marah ? itu pertanyaan Tuhan bagi Yunus. Apa yang dibuat Tuhan terhadap Yunus melalui tumbuhnya pohon jarak yang melindungi ia dari terik matahari dan hanya beberapa jam kemudian menjadi layu, dimaksudkan sebagai koreksi terhadap pemahaman misi yang sempit. Koreksi ini juga bertujuan untuk mengigatkan hubungan antar sesama suku dan kaun di Israel.
Keselamatan yang ditawarkan Tuhan secara universal, yang berlaku bagi segala bangsa, suku dan siapapun yang mau bertobat dan berbalik kepada Allah.
Pesan Firman
bahwa kasih sayang dan pengampunan Allah tidak dapat dibatasi oleh manusuia. Manusia seringkali terbatas dalam melihat dirinya dan orang lain tetapi Allah sesungguhnya tidak terbatas. Ia melampaui pemahaman-pemahaman dan pandangan2 yang ada pada kita, yang mungkin dipengaruhi oleh komunitas dimana kita hidup.
seorang utusan Tuhan, pelayan Tuhan atau anak-anak Tuhan yang berkarya dan melakukan tugas panggilannya senantiasa menyadari bahwa tidak mempunyai hak untuk mengatur Tuhan yang memanggilnya.semua kita harus taat pada panggilan/pengutusan Tuhan bagi kita,kita tidak boleh menetapkan hasilnya, sebab hasilnya ada di tangan Tuhan.
perbedaan apapun baik suku,ras,status social dll tidak boleh membatasi usaha untuk menyampaikan kabar sukacita.
Manusia sering kecewa/marah karena apa yang boleh dialaminya, karena apa yang Tuhan buat, yang dalam pandangan kita menyakitkan,mengecewakan, tidak sesuai harapan, tapi kata Tuhan “Layakkah engkau marah?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar